Senin, 10 Juni 2013

Malacca Tour Day 2

Masi seperti hari I, kami memilih berjalan kaki, menyehatkan, menggemporkan dan tentu saja penghematan!
Tujuan wisata hari II ini tidak sebanyak hari I karena kami hanya punya waktu hingga jam 1 siang. Jam check-out hotel maksimal jam 1 dan bus menjemput ke hotel jam 2.30.
Hari II berangkat dari hotel jam 9 lebih (haha) setelah sarapan gratis di hotel padahal kami masuk ke resto hotel jam 8.15an :D. Maklum yang gratis dan enak musti dioptimalkan..lumayan buat anak kos ini perbaikan gizi banget :D.
Selesai sarapan kami menuju ke jalanan sekitar Jonker Street mencari-cari yang namanya museum Baba Nyonya. Sambil nyari2 ini museum, Anda akan disuguhi galeri2 seni di sepanjang jalan menuju Baba Nyonya, lumayan buat cuci mata (saja:).  
Jadi ceritanya ini museum sebenernya rumah konglomerat yang disulap jadi museum. Keluarga konglomerat itu sendiri masi ada hingga sekarang, kalo ga salah sudah generasi ke 7 (atau 8 gitu- lupa2ingat :D). Tiket masuk ke museum ini 12ringgit/orang dan Anda akan dibawa tour selama kurang lebih 55 menit ke rumah 2 lantai ini. Di dalam museum Anda dilarang mengambil gambar (walo aslinya saya gemes juga ada bule maen jepret pake DSLR super gedenya tapi ga ketauan sama tante guide-nya). Oh ya lupa bilang, 55 menit tour itu kita ga jalan luntang-lantung ga jelas sendiri, melainkan dipandu oleh tante guide (udah bukan mbak2 lg dianya).
Koleksi yang dipamerkan mulai dari baju pengantin tradisional, meja kursi antik yang harganya melangit, tangga rumah yang harganya juga ga membumi, hingga lukisan2 anggota keluarga dari moyang dulu hingga generasi kini. Selain itu tante guide juga menjelaskan many things, seperti upacara adat pernikahan dan kematian.
Banyak hal yang bisa dipelajari ketika mengunjungi museum ini, sejauh yang saya tangkap, orang Cina memang benar-benar tangguh dan ulet hingga menjadikan mereka seperti itu. Selain itu, mereka sangat menghormati orang tua terutama ibu. Di salah satu ruang museum ini dipajang foto ibu sebagai pajangan utama, dan bukan semata2 karena museum tapi memang dari dulu demikian adanya. Kenapa bukan foto ayah? Karena sang Ayah akan pergi berbulan-bulan berdagang sehingga seluruh urusan rumah tangga sepenuhnya di handle ibu. Maka, selain sebagai tanda penghormatan, foto ibu dipajang sebagai 'pengenal' inilah si empunya rumah. Boleh dibilang juga, istri2/para ibu yang digambarkan di museum ini selain dimuliakan juga dimanja :D, perhiasan mereka segambreng -mirip toko emas jalan- dan ada meja judi (mahyong) disediakan untuk mereka maen bersama kerabat2 wanita lainnya *wew, yg terakhir ini don't try this at home lah +.+'. 
Ternyata rumah-rumah di kawasan Baba Nyonya ini dulunya digolongkan berdasarkan kasta, semakin tinggi temboknya makin tinggi kastanya *begitu kira2 yg saya tangkap :). Tingginya tembok buat ngalangin cinta backstreet antar kasta (haha-antara ya dan tidak sih :D)
Buat yang pengen beli oleh2 dari museum ini ada banyak souvenir yang dijual, mulai dari lukisan, dompet batik&kipas batik (mirip yg di beringarjo jogja bo', cuma beda hargaa -banget!), dan ada juga yg gratisan: postcard! Dan ya..tentu saja, saya pilih yang gratisan! -hemat pangkal kaya-

Selesai dari Baba Nyonya, saya lanjut jalan-jalan muter2 ga jelas sebelum balik lagi ke hotel.
Di hotel kami check out dan nunggu jemputan dan jejepretan narsis di lobby hotel :D.

Itinerary hari II untuk 2 orang:
Baba Nyonya : 12 x 2 = 24 ringgit
Es klamud      : 5
oleh2 hiasan magnet kulkas : 20
Total belanja ber2 : 49 Ringgit

Sedikit oleh2 narsis :D

Salah satu galeri dari jajaran galeri sepanjang jalan di poto ini

Gerbang depan Museum Baba Nyonya
(jangan tertipu, depan tampak secuil, dalamnya luasss)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar