Senin, 09 Februari 2015

Saya rasa

saya rasa tidak semua orang berpendidikan punya level 'sama terdidiknya'
beberapa orang terdidik kadang nampak sama bodohnya dengan yang tidak berpendidikan
dan susah pasti bicara dengan orang seperti itu
karena mereka bodoh dalam kepintaran mereka

anda bisa jadi hidup lebih lama dari yang muda
tapi belum tentu anda lebih bijak dari mereka

beberapa orang angkuh perlu diberi pelajaran agar mereka tidak lagi mendongakkan kepala mereka setinggi langit
tapi kadang pelajaran tak harus dari kita.
karena Dia Yang Maha Tahu telah menyiapkan skenario terbaik-Nya






Double Standard

Who would accept being treated differently?
Who would accept being double-standardized?
It is just so unfair. 
Let say you are in a place where people talking nonsense
You do the same, yet you are warned
Double-standard?
Yes.

Speak up and don't let them win!

Rabu, 04 Februari 2015

Zalora Indonesia

After having difficulties finding thing that I want in offline shop plus the laziness attack, I often buy things online, and the online shopping fever is getting worse -haha
Now, we're served with so may options of online shop. I shopped at various of them. And caught one that's suit me best -so far- 
It's tha thaa... http://www.zalora.co.id/outlet/ 
I bought a blouse from Accent (one of the tenants in Zalora) in a very affordable price (on Sale Season). When I received the package , it was neat and equipped with SOP of how to return the package (when we found defects,or things like that). Then, I got myself a bag -Sale Season again haha. This bag was totally aweesome for a price that cheap, even myfriend thought the bag was a real leather.
Overall, I should say that this website is totally dope and trusted.
If you are about to buy things from Zalora, you could use this code : ZBAPQDUQ to get 15% Off.
Happy shopping! :D

Selasa, 03 Februari 2015

Hey 2015!

Suddenly open up this blog, i have no idea why i did. 
It's been a while since my last post. When I saw a glimpse of my posts, what comes through my mind? 'How on earth I could be that 'alay'? haha. 
But then I realize that's part of my journey.
I am now 28 years old -it's hard telling people about your age when you are no longer under 25 haha.
First post in 2015, there are things that I want to share but I dont wanna be boring telling all the bla bla thing :D
1. I feel blessed to have a very patient husband, who understands my circumstances and always be there when I need shoulders to cry on -not physically as we're in a 'long distance marriage' kinda situation-
2. Truly grateful than I could finish my master program in Singapore - tho at first it was a total struggle -physically and mentally
3. I got my new passion, Alhamdulillah finally -at this age- I find something that I do with passion. 
My husband and I build together an onlineshop (hijab fashion stuff :), and I lovee it. I have this small dream that someday perhaps I could design my own product - I know it needs commitment and hard to be done if designing is just my second job
4. I do really hope that this year we could have a baby (or babies?) - after diagnosed with BO on October 2014 it was quite hard for me to forget that part

I think this is more than enough for an opening post in 2015. Hope that i'd be able to write continuously this year :)

Bisousssss :*


Selasa, 28 Januari 2014

Back for Good - Singapore Bandung

Setelah menyelesaikan kuliah saya di Singapore saya memutuskan untuk pulang ke Bandung instead of Jogja karena suami yang memang bekerja di Bandung.

Saya menggunakan maskapai Tiger Air dengan bagasi 30 kg. Pertimbangan saya: maskapai ini langsung mencapai Bandung tanpa transit. Walau biasanya menggunakan Air Asia, namun karena harga tiket di maskapai ini sudah agak melambung sedikit kala itu (menjelang Chinese New Year 2014) jadi saya lebih memilih Tiger Air. 


Oleh-oleh dan belanjaan yang saya perkirakan tidak akan terlalu banyak (karena Desember 2013 saya sudah mencicil membawa pulang baran-barang saya); ternyata saya salah. Nafsu belanja baju (terutama beberapa brand yg saya lihat tidak ada di Bandung dan musim diskon Chinese New Year serta bahan yang bagus) membutakan saya haha. Jadilah ada excess baggage dan naasnya ketika saya menanyakan pada teman saya yang menjual tiket, dia mengatakan sudah tidak bisa upgrade baggage lagi. 

Saya berakhir di salah satu sudut Changi Airport membuang 2 mukena, beberapa baju, celana, jilbab, lecture notes dan sebelumya di kosan saya buang 2 sepatu (ternyata masih kurang :(


Di Changi sendiri dengan membawa barang yang banyak tidak masalah karena tersedia troli di mana-mana. Yang jadi masalah adalah ketika saya mendarat di Bandara Husein Sastra di Bandung. Ketika bagasi saya berjalan di conveyor belt, belum ada troli di sana yang bisa digunakan. Padahal ada barang barang yg saya letakan di dalam kardus dan total bagasi saya ada 3 buah, hingga saya merasa kesulita membawanya ke arah pemeriksaan bea cukai dan akhirnya harus meminta tolong (bayar 10 ribu untuk seorang bapak membawa dr conveyor belt ke arah bea cukai -yg jaraknya kira-kira hanya 5-10 meter saja haha). Keputusan ini saya buat karena saya sendiri membawa tas ransel+tas jinjing isi oleh2 juga. 


Setelah keluar dari bandara, saya pun harus mencari-cari troli, setelah dapat akhirnya saya bisa berjalan ke seberang ke arah Solaria (dengan penuh perhitungan mengingat pengendara mobil/sepeda motor yg meskipun kita telah lewat zebra cross masih saja enggan berhenti untuk sekedar memberi jalan).


Selesai makan saya memesan 1 taksi dan di sini TIDAK ada sama sekali taksi argo. Harga taksi ditentukan dengan tarif sesuai jarak. Ini lebih menguntungkan daripada menggunakan argo jika diperhitungkan dengan probabilitas macet di Bandung yg semua-orang-juga-tahu. Namun , sebenarnya  ada peraturan hukum tentang penggunaan argo ini lho karena dia termasuk alat ukur untuk transaksi :)

Hal seperti ini bukan sekali, sebelumnya juga pulang ke Bandung mengalami hal yang sama. 
Yang lebih naas, tisu toilet di toilet dalam bandara sering tidak tersedia. Interval pulang 3 bulan, saya dapati tisu toilet yg selalu tidak ada di tempatnya.

Ah, kapan ya...bandara-bandara kita bisa lebih tertata rapi tanpa praktek 'aneh-aneh'.
Tidak usah lah seperti Changi (yg memang No.1 di dunia hingga saat ini), setidaknya kebutuhan dasar ketika orang turun pesawat -seperti : toilet, bisa lebih luas dan bersih dan jumlahnya diperbanyaklah (terutama untuk kota tujuan wisata seperti Bandung ini) dan air minum (tap water) 
Counter imigrasi juga sedikit dibanding jumlah penumpang yang turun, hingga menimbulkan antrian panjang mengular dan menghabiskan waktu (ini terutama tidak disukai turis asing).

Papan informasi/penunjuk yang jelas agar orang yang belum pernah ke bandara tersebut tahu harus ke mana juga masih minim. 

Semoga kelak bandara kita makin tertata..











Tumis Labu-Wortel

Tumisan ini saya buat sebelum Tumis Buncis-Kentang di postingan saya yang lain.
Awalnya tidak ada rencana sama sekali. Karena jogging (5 menit haha) hari Ahad di Pemkot Cimahi biasanya ada pasar kaget dengan ibu-ibu berjualan sayuran, saya nyantol di salah 1 penjual.
Enaknya lagi, labu dan wortel sudah diiris-iris memanjang (seperti diserut) jadi akan hemat waktu ketika memasak.


Bumbu:

1. bawang merah 4-5
2. bawang putih 3-4
3. cabe keriting 3
4. cabe rawit 1
5. gula pasir dan garam secukupnya
6. minyak goreng untuk menumis

Bahan utama:
1. labu (saya kurang tahu ukuran labu sebelum diserut)
2. wortel (saya kurang tahu jumlah wortel sebelum diserut penjualnya)
3. tempe 
4. tomat 2 buah (ukuran sedang/kecil)

Persiapan
1. bumbu nomor (1)-(4) diiris-iris
2. tempe potong dadu
3. tomat dipotong melintang (atau sesuai selera)

Cara
1. Tumis semua irisan bumbu nomor (1)-(4) hingga layu & harum
2. masukkan air segelas 
3. masukkan labu, wortel dan tempe
4. masukkan garam dan gula pasir secukupnya. icip
5. masukkan tomat terakhir (jika lebih suka tomat lembek, tomat bisa dimasukkan di awal)

Siap disajikan



Tumis Buncis Kentang

Setelah selesai kuliah di Singapore dimana saya tidak boleh memasak di kosan (kebijakan light cooking only membuat saya malas berkreasi karena pasti bakal membuat bau kamar jika memasak aneh-aneh :). Akhirnya pulang ke Indonesia dan bertekad mencoba-coba berbagai bahan dan asal kombinasi (ha3).
Kali ini karena bingung dengan bahan yg ada di supermarket yang agak layu akhirnya saya pilih bahan yg kelihatan masih bagus di sana, buncis dan kentang.

Catatan ini saya buat sebagai pengingat kalau-kalau saya lupa/ kehabisan ide lagi :).
Semua takaran saya main kira-kira. Untuk masakan saya kurang bisa exact (beda halnya ketika saya di lab haha)

Bumbu yang dibutuhkan: 
1. bawang merah (4-5)
2. bawang putih (3-4)
3. cabe keriting (2 - karena suami tidak terlalu suka pedas, opposite dg saya :)
4. gula pasir dan garam secukupnya 

5. gula jawa secukupnya (ini optional saja, karena kebetulan saya beli dan ingin mencoba, maka saya gunakan)
6. minyak goreng

Bahan utama:
1. buncis 

2. kentang 1 (kira-kira beratnya 150 gr)
3. baso  
4. tomat 

Persiapan
1. iris-iris bawang merah, bawang putih, cabe keriting 

2. potong buncis 0.7-1 cm-an
3. kupas dan potong dadu kentang
4. iris baso (prefer di iris agar keliahatan banyak dan irit :)

5. iris tomat


Cara 
1. tuang minyak goreng, tumis bawang merah, bw puting dan cabe keriting
2. tuang segelas air
3. masukan kentang, buncis dan baso

4. masukan garam, gula pasir secukupnya.
5. masukan gula jawa secukupnya. icip

6. tomat dimasukkan terakhir (jika menyukai tomat yg lebih lembek, bisa dimasukkan lebih awal)

Siap dihidangkan