Minggu, 28 April 2013

Barefoot Friends

Sangat jarang saya menulis blog yang berkaitan dengan variety show Korea. 
Bukan karena saya tidak suka..jangan salah, saya suka sekali nonton Running Man :)
Lalu kenapa tidak saya tulis saja variety show Running Man ini?
Simple jawabnya, karena mereka tidak datang ke Indonesia..Yogyakarta tepatnya, untuk shooting.
Sebagai orang Yogya (yang sementara sedang tinggal di luar tapi tetep pantau kampung halaman :), saya tergelitik untuk menuliskan uneg-uneg tentang kehebohan yang disebabkan shooting variety show ini di Yogya.

Tidak saya pungkiri, Yogya sejauh ini (setahu saya) belum pernah didatangi artis Korea apalagi untuk shooting. Paling banter hanya shooting FTV saja. Maka tidak heran jika kemudian ramai pemberitaan dimana-mana, anak-anak muda memadati lokasi shooting dan membuat shooting agak terganggu.
Apalagi Yogya dikenal sebagai kota pelajar, basis kumpulnya pelajar Indonesia merantau cari ilmu di kota ini. Saya yakin di antara fans-fans tersebut tidak semuanya orang Yogya. Setahu saya orang Yogya agak malas kalau disuruh keluar rumah desak-desakan (khususnya saya). Saya lebih memilih duduk depan TV, walau saya tahu sensasinya pasti beda dengan mereka yang nonton langsung. Bukan kemudian saya mencari kambing hitam bahwa yang membuat agak 'gerah' suasana shooting adalah bukan orang Yogya. Bukan itu.
Saya hanya ingin memberikan perspektif lain pada Anda yang sedang membaca tulisan ini (kalau terbaca:).
Karena terus terang saya agak 'gerah' melihat pemberitaan negatif di youtube, di FB fans Barefoot Friends (BFF) maupun di twitter.

Remaja-remaja yang menamai diri mereka fans ini menggunakan kata 'anarkis'- 'diserang' dan diksi lain yang menurut saya kurang tepat, untuk menggambarkan sosok Kim Hyun Joong yang dikabarkan terluka di bagian wajah karena ulah fans 'anarkis' di Yogya (padahal belum terbukti benar).
Lalu komentar yang muncul sungguh membuat saya miris, anak-anak muda jaman sekarang sebegitu 'fanatiknya' kah pada apa yang mereka sebut "idol' ini hingga ada yang sempat mengatakan:
- malu menjadi orang Indonesia dan memberikan perbandingan analogi dengan satu 'hewan' 
- kalau kaya gini Running Man ga mau dong shooting di Indo
- dan bejibun komentar nyinyir dan tidak perlu ditulis di sini.
Komentar-komentar di atas saya sederhanakan ( jika ingin melihat seberapa berlebihannya silakan googling)
Sebegitu cintanyakah mereka pada Idol ini hingga menjadi orang Indonesiapun malu (yang menurut saya) "hanya" karena "rumor" pencakaran atau pelukaan (saya bingung pilih kata yg tepat) "idol" mereka? Terus pertanyaan kedua (stupid question dari saya :D), kalau Running Man (RM) tidak datang kenapa emang? It's not the end of the world kan ya? (FYI: saya juga penggemar berat RM kok)

Saya pernah berada di usia mereka, saya juga suka nonton K-drama, variety show Korea dan mengalami K-wave di usia saya dulu yang oleh psikolog digolongkan sebagai 'remaja'. 
Tapi saya tidak akan dengan mudah mengatakan 'malu' menjadi orang Indonesia, untuk hal yang menurut saya 'tidak' prinsipil. 








1 komentar:

  1. Hai Farida, artikelnya bagus ^^
    Sebenernya aku g tlalu ngerti prosedural acara nya gimana. Tp secara logika sih, kyknya mereka (tim, suksesor, dan bintang barefootnya) pasti ud siap nerima risiko di lapangan, namanya juga shooting lgsg di lapangan.
    Emg sebel sih sama fans yg terlalu gelap mata, memuja idola sampe lupa memuja Tuhan (hehehehe)
    Semoga aja, bs jd proses pbelajaran
    Sama kyk Farida, aku jg cukup nonton d tv aja hehehe

    BalasHapus