Yang lebih sangar lagi tanggal 1 Juni saya mendapat surat dari NUS yang menyatakan saya lolos seleksi. Nah lho....saat itu saya bingung...itu impian saya, tapi saya juga tak bisa memungkiri bahwa saya akan menikah dan tanggung jawab saya sudah bukan lagi sebagai anak ingusan single melainkan sebagai istri seseorang. Plus, saya bukan lagi tanggung jawab orang tua saya melainkan suami, yang artinya keputusan saya ditanggung dan dipikirkan bersama suami, bukan dengan orang tua (pertimbangan orang tua tetap penting bagi saya, namun tanggun jawab sepenuhnya ada di pundak kami).
Akhirnya dengan pertimbangan suami, orang tua dan mertua...saya melangkah ke Singapura (walo sebenernya berat dan ragu juga apakah otak saya nyampe).
Tanggal 19-22 Juni ketika saya dan suami honeymoon ke Bali, that was the greatest moment before leaving him behind :(
Tangga 24 Juli...tetangisan sesenggukan di Bandara Adi Sucipto mengantar saya berangkat ke Singapura dengan penerbangan pagi AirAsia.
Dan hari ini....1 Agustus saya menuliskan ini karena kegalauan hati saya pada kepositif dan tidaknya saya...(u know what I mean). Hari ini saya utarakan keganjalan fisik dan morning sickness saya pada Ibu Kos (Indonesian Moslem-alhamdulillah). Yep, pagi tadi saya membatalkan puasa karena tiba2 muntah2 semua asupan sahur saya keluar semua.
Kecurigaan saya sebenarnya diawali dari "kalender wanita' saya yang mengalami keganjalan. Namun, belum saya pastikan karena masih menunggu esok hari to test it...Bismillah...apapun itu, Alloh Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya...
Pasrah...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar