Beberapa waktu lalu, para pecinta es krim (termasuk saya :) dimanjakan dengan keluarnya produk es krim dari Walls yakni Magnum. Dengan iklan yang begitu tampak menggoda dan yummy sekali, rasanya ingin sekali mencicip si Magnum itu. Namun, kami para konsumen muslim sempat dibuat bingung oleh kabar yang beredar di internet tentang kehalalan es krim tersebut lantaran berita yang tercantum ‘tampak’ meyakinkan dan ‘tampak’ cerdas, mulai dari dicantumkannya kode E dengan 3 digit angka di belakangnya dan sumber-sumber berita yang ‘tampak’ valid.
Rasa penasaran saya membuat saya bertanya pada dukunnya dunia maya, mbah google, sampai akhirnya saya mendapati apa itu E-numbers (alias kode E di bungkus Magnum yang disebut-sebut itu).
E-numbers sejauh yang saya pahami dari yang say abaca, adalah kode yang digunakan untuk merepresentasikan ‘food additive’ atau zat aditif/tambahan, yang digunakan pada berbagai jenis makanan di industri makanan. E-numbers ini diformulasikan oleh European Economic Community (EEC) dan telah diadaptasi secara luas di dunia industri makanan di seluruh dunia.
E-numbers merupakan nomor yang digunakan oleh Uni Eropa untuk memfasilitasi pengidentifikasian zat aditif. “E” tersebut merupakan singkatan dari “Europe” atau “European Union”.
Biasanya tiap zat aditif diberi penomoran yang khas/unik, dan terkadang, zat aditif yang terkait diberikan kode ekstensi unik ("a", "b", or "i", "ii") pada E-number yang lain.
The Commission of the European Union menyetujui E-numbers setelah zat aditif diteliti oleh the Scientific Committee on Food (SCF)- badan yang bertanggung jawab untuk evaluasi keselamatan zat aditif makanan di Uni Eropa.
Hasil Konvensi tentang pengkodean E-number yang disetujui adalah sebagai berikut:
100-199 | food colors (pewarna makanan) |
200-299 | Preservatives(pengawet) |
300-399 | antioxidants, phosphates, and complexing agents (anti oksidan, fosfat, dan agen pengompleks) |
400-499 | thickeners, gelling agents, phosphates, humectants, emulsifiers (pengemulsi, fosfat, -yg lain saya bingung bhs Indonya J) |
500-599 | salts and related compounds (garam dan senyawa terkait) |
600-699 | flavor enhancers (perisa) |
700-899 | not used for food additives (used for feed additives) bukan digunakan untuk zat aditif makanan (digunakan untuk aditif pakan) |
900-999 | surface coating agents, gases, sweeteners (pelapis permukaan, gas, pemanis) |
1000-1399 | miscellaneous additive (macam-macam aditif) |
1400-1499 | starch derivatives (turunan kanji) |
E-numbers hanya digunakan untuk substansi yang ditambahkan secara langsung ke produk makana, jadi kontaminan, enzim, dan processing aids (zat yang ditambahkan sewaktu proses –kira2 gitu kali ya J), yang mungkin diklasifikasikan sebagai aditif di USA, tidak termasuk dalam sistem E-number.
Pertanyaannya…bagaimana dengan E-number di magnum tersebut?
Di berita yang beredar disebut “...kode-kode E-number mengandung lemak babi” nah, sudah terlihat bahwa E-number itu banyak jenisnya, jadi pukul rata E-number mengandung lemak babi itu jelas tidak berdasar.
Untuk magnum sendiri dari forum halal di FB yang saya ikuti, dijelaskan bahwa Ice cream Magnum dari Walls sudah memiliki Sertifikat Halal (no. 00290047180208, berlaku sd. 9 Maret 2012).
Artinya, produk tersebut telah diperiksa dengan cermat dan sangat teliti oleh para ahli (auditor) yang tergabung dalam LPPOM MUI. Emulsifier/stabilizer E472 yang dipakai perusahaan ini juga telah diteliti dan sudah dipastikan bahwa bahannya bukan dari lemak babi (http://hidayatullah.com/read/15974/21/03/2011/lppom:-kode-e472-tidak-berarti-babi.html).
Saya sama sekali bukan bagian marketing produsen Magnum, melainkan pecinta es krim yang Alhamdulillah muslim :).
Untuk lebih meyakinkan Anda sekalian, silahkan baca :
dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar